Sabtu, 27 Maret 2010

profesi dan profesionalisme

Guru: Profesi dan Profesionalisme

Pada tahun anggaran 2010 pemerintah akan menaikan gaji pegawai negri sipil, TNI, POLRI, serta gaji guru dan dosen. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh menteri keuangan Sri Mulyani indrawati, “Dengan adanya kenaikan anggaran pendidikan menjadi minimal 20 persen dari belanja negara, yang mendapat cukup banyak adalah para pendidik, guru, dan dosen, khusus untuk pendidik, guru, dan dosen, kenaikannya akan lebih dari 50 persen dan akan dihitung berdasarkan golongannya”. Mentri keuangan juga menambahkan bahwa kenaikan gaji PNS dan anggota TNI/Polri pada 2010 hanya akan mencapai 15 persen. Itulah Rencana anggaran gaji pokok di tahun 2010 untuk para guru dan PNS serta anggota TNI/Polri.
Kabar ini tentunya disambut hangat bagi para calon penerimanya, kususnya untuk para guru, karena selama ini kesejahteraan hidup para pahlawan tanpa tanda jasa ini selalu menjadi permasalahan dalam dunia penddikan di Indonesia. Sebenarnya, hal ini telah di atur dalam Pasal 31 ayat (4) UUD 1945, negara memprioritaskan anggaran pendidikan dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk penyelenggaraan pendidikan nasional. Berkaca dari UUD 1945 tersebut, tidak heran sebenarnya pemerintah menaikkan gaji para guru, karena secara langsung menjadi amanah konstitusi dan tentunya menjadi keharusan bagi pemerintah untuk menjalankannya.
Peningkatan kesejahteraan bagi para guru ini seharusnya diikuti pula dengan peningkatan profesionalisme guru, serta kualitas pendidikan di Indonesia yang bisa bersaing dengan Negara-negara lain. Penelitian yang dilakukan oleh Human Development Index (HDI) dari UNDP melaporkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 108 tahun 1998, peringkat 109 pada tahun 1999, dan menempati ranking 111 pada tahun 2004 dari 174 negara yang diteliti. Dari data tersebut terlihat bahwa masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, dan tentunya akan berdampak pula pada rendahnya daya saing bagsa Indonesia di era persaingan dan dalam pasar global, hal ini menjadi indikator bahwa pendidikan di Indonesia belum mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Peningkatan ini harus diawali dengan peningkatn kualitas dari para guru yang capable dan memiliki keilmuan serta keterampilan yang mumpuni, tidak hanya dalam mengajar (transfer ilmu), tetapi harus mampu mendidik para siswa menjadi insan yang berilmu dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan itu semua, tentunya perlu adanya perhatian khusus serta tindakan nyata baik dari tiap individu seorang pendidik, dan tentunya juga adanya upaya serius dari pemerintah.
Dalam upaya mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah menggulirkan program Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru sebagai terobosan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas guru. Selanjutnya, sertifikasi ini dijadikan lisensi atau izin mengajar bagi setiap guru sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme dalam dunia pendidikan. Trobosan dari pemerintah ini lahir dari Undang-undang Sisdiknas, Standar Nasional Pendidikan (SNP) Serta Undang-undang Guru dan Dosen, yang direalisasikan dalam berbagai peraturan pemerintah (PP).
Konsekuensi logis dari kebijakan pemerintah tersebut membawa angin segar yang sangat berharga bagi guru, karena mereka akan mendapatkan haknya sebagai pekerja professional; seperti profesi Dokter contohnya, yang berarti adanya peningkatan kesejahteraan. Namun inilah yang menjadi boomerang yang harus diwaspadai dalam dunia pendidikan di Indonesia, karena belakangan ini banayak orang yang melihat profesi guru sebagai profesi yang sangat menjanjikan dan mereka menjadikan guru sebagai batu loncatan untuk menggapai tujuan tertentu mereka dan meningkatkan kesejahteraan hidup, meskipun banyak dari mereka bukanlah orang yang berlatar belakang pendidikan keguruan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan di hadapan Sidang Paripurna DPR di Senayan, Jakarta, Jumat (15/8) mengatakan, anggaran pendidikan telah meningkat hampir dua kali lipat, dari sebelumnya Rp 78,5 triliun dua tahun lalu, saat ini menjadi Rp 154,2 triliun pada 2008. Tambahan anggaran pendidikan yang dialokasikan pada 2009 depan tercatat sebesar Rp 46,1 triliun. Pidato itu diucapkan dua hari setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan yang mengultimatum pemerintah untuk segera memenuhi amanat konstitusi. Inilah salah satu indikator dari banyaknya orang melirik beralih menjaadi guru sebagai profesi mereka. Indikator lain yang juga menjadi landasan banyaknya orang di luar disiplin ilmu keguruan beralih atau memilih menjadi guru adalah kenaikan gaji guru yang juga ditambah dengan berbagai tunjangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Faisal Jalal (PR. 6 Oktober 2006), bahwa: kenaikan gaji akan diberikan kepada guru yang sudah mendapatkan sertifikasi. Dengan cara meningkatkan besaran satu kali gaji pokok, ditambah tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan tunjangan untuk guru-guru yang berada di daerah-daerah tertentu (khusus).
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, karena guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, menentukan keberhasilan peserta didik serta berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, harus diingat betul bahwa guru bukanlah sekedar profesi biasa yang dapat memenuhi kesejahteraan hidup bagi pekerjanya. Guru adalah panutan yang di gugu dan di tiru, artinya profesi guru atau menjadi seorang guru adalah adanya tanggung jawab besar yang harus dijunjung tinggi dalam upaya membentuk manusia yang berpengetahuan luas dan memiliki budi pekerti luhur.
Kata profesionalisme dan peningkatan kualitas menjadi kunci utama berprofesi menjadi guru, disertai dedikasi tinggi dan kemauan untuk memajukan pendidikan di Indonesia khususnya, dan yang tidak kalah penting adalah jangan melihat keuntungan dari peningkatan kesejahteraan yang akan didapat dari profesi guru saat ini hingga mengesampingkan tujuan pendikan. Adapun pemerintah telah berupaya mewujudkan mutu pendidikan yang lebih baik lagi dengan trobosan-trobosan dalam dunia pendidikan termasuk peningkatan kesejahteraan. Upaya ini perlu didukung terus oleh masyarakat maupun indivdu agar berjalan baik, dan sampai pada tujuan yang semestinya.



Senin, 01 Maret 2010

PRAGMATISME

01 MARET 2010
TUGAS FILSAFAT
4 SA01
KELOMPOK
1. NUR FAJRIAH
2. YUYUN SABRINA
3. MITTA
4. RANTI IRAWATI
UNIVERSITAS GUNADARMA

PRAGMATISME

A. Definisi Pragmatisme

Menurut Kamus Ilmiah Populer, Pragmatisme adalah aliran filsafat yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan. Sedangkan, definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan segala sesuatu secara berguna.

B. Pengertian Pragmatisme

Istilah Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani “ Pragma” yang berarti perbuatan ( action) atau tindakan (practice). Isme sendiri berarti ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikran itu menuruti tindakan.

C. Latar Belakang Pragmatisme
Pragmatisme telah membawa perubahan yang besar tehadap budaya Amerika dari lewat abad ke 19 hingga kini. Fasafah ini telah dipengaruhi oleh Charles Darwin dengan teori evolusinya dan Albert Estein dengan teori relativitasnya. Falsafah ini cenderung kepada falsafah Epistemologi (cabang dari filsafat yang menyelidiki sumber-sumber serta kebenaran pengetahuan) dan aksiologi (penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia) dan sedikit perhatian terhadap metafisik.
Pada awal perkembangannya, Pragmatisme lebih merupakan suatu usaha-usaha untuk menyatukan ilmu pengatahuan dan filsafat agar filsafat menjadi ilmiah dan berguna bagi kehidupan praktis manusia.
Sehubungan dengan masalah tersebut, Pragmatisme akhirnya berkembang menjadi suatu metode yang memecahkan berbagai perdebatan filosofis-metafisik yang hampir mewarnai seluruh perkembangan dan perjalanan filsafat sejak zaman yunani kuno (Guy W.Stroth :1968). Dalam usahanya (filsuf) untuk memecahkan masalah – masalah metafisik yang selalu menjadi bahasan berbagai filosofi itulah pragmatisme menemukan suatu metode yang spesifik (metode khusus) yaitu dengan mencari konsekuensi praktis dari setiap konsep atau gagasan dan pendirian yang di anut masing-masing pihak. Metode tersebut di terapkan dalam setiap bidang kehidupan manusia. Karena pragmatisme adalah suatu filsafat tentang tindakan manusia maka setiap bidang kehidupan manusia menjadi bidang penerapan dari filsafat pragmatisme.
Pada akhirnya filsafat ini lebih terkenal sebagai suatu metode dalam mengambil keputusan melakukan tindakan tertentu atau yang menyangkut kebijaksanaan tertentu.

D. Tokoh – tokoh Pragmatisme
Pragmatisme mulai dirintis di Amerika oleh Charles S. Peirce (1893-1942), yang kemudian dikembangkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952).

• Charles Sanders Peirce
Charles mempunyai gagasan bahwa suatu hipotesis (dugaan sementara/ pegangan dasar) itu benar bila bisa diterapkan dan dilaksanakan menurut tujuan kita. Horton dan Edwards di dalam sebuah buku yang berjudul Background of American literary thought(1974) menjelaskan bahwa peirce memformulasikan (merumuskan) tiga prinsip-prinsip lain yang menjadi dasar bagi pragmatisme sebagai berikut :

a. Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lebih daripada kemurnian opini manusia.
b. Bahwa apa yang kita namakan “universal “ adalah yang pada akhirnya setuju dan mnerima keyakinan dari “community of knowers “
c. Bahwa filsafat dan matematika harus di buat lebih praktis dengan membuktikan bahwa problem-problem dan kesimpulan-kesimpulan yang terdapat dalam filsafat dan matematika merupakan hal yang nyata bagi masyarakat(komunitas)

• William James
William selain menamakan filsafatnya dengan “pragmatisme”, ia juga menamainya “empirisme radikal”.
Menurut James, pragatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yag benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan perantaraan yang akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu asal saja membawa akibat praktis, misalnya pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistik, semuanya bisa diterima sebagai kebenaran, dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat.
Sedangkan empirisme radikal adalah suatu aliran yang harus tidak menerima suatu unsur alam bentuk apa pun yang tidak dialami secara langsung.
Dalam bukunya The Meaning of The Truth, James mengemukakan tidak ada kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal, melainkan yang ada hanya kebenaran-kebenaran ‘plural’. Yang dimaksud kebenaran-kebenaran plural adalah apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.
Menurut James, ada dua hal kebenaran yang pokok dalam filsafat yaitu Tough Minded dan Tender Minded. Tough Minded dalam mencari kebenaran hanya lewat pendekatan empirirs dan tergantung pada fakta-fakta yang dapat ditangkap indera.Sementara, Tender Minded hanya mengakui kebenaran yang sifatnya berada dalam ide dan yang bersifat rasional.
Menurut James, terdapat hubungan yang erat antara konsep pragmatisme mengenai kebenaran dan sumber kebaikan. Selama ide itu bekerja dan menghasilkan hasil-hasil yang memuaskan maka ide itu bersifat benar. Suatu ide dianggap benar apabila dapat memberikan keuntungan kepada manusia dan yang dapat dipercayai tersebut membawa kearah kebaikan.
Disamping itu pula, William James mengajukan prinsip-prinsip dasar terhadap pragmatisme, sebagai berikut:
a. Bahwa dunia tidak hanya terlihat menjadi spontan, berhenti dan tak dapat di prediksi tetapi dunia benar adanya.
b. Bahwa kebenaran tidaklah melekat dalam ide-ide tetapi sesuatu yang terjadi pada ide-ide daam proses yang dipakai dalam situasi kehidupan nyata.
c. Bahwa manusia bebas untuk meyakini apa yang menjadi keinginannya untuk percaya pada dunia, sepanjang keyakinannya tidak berlawanan dengan pengalaman praktisny maupun penguasaan ilmu pengetahuannya.
d. Bahwa nilai akhir kebenaran tidak merupakan satu titik ketentuan yang absolut, tetapi semata-mata terletak dalam kekuasaannya mengarahkan kita kepada kebenaran-kebenaran yang lain tentang dunia tempat kita tinggal didalamnya (Horton dan Edwards, 1974:172).


• John Dewey
Dewey adalah seorang pragmatis, namun ia lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah Instrumentalis. Menurutnya, tujuan filsafat adalah untuk mengatur kehidupan dan aktivitas manusia secara lebih baik, untuk didunia dan sekarang. Tegasnya, tugas fiilsafat yang utama ialah memberikan garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tiada faedahnya. Filsafat harus berpijak pada pengalaman (experience) , dan menyelidiki serta mengolah pengalaman itu secara aktif kritis. Dengan demikian, filsafat akan dapat menyusun suatu system norma-norma dan nilai.
Instrumentalisme dalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yang bermacam-macam itu dengan cara utama menyelidiki bagaimana pikiran-pikiran berfungsi dalam penemuan-penemuan yang berdasarkan pengalaman-penglaman yang berdasarkan pengalaman yang mengenai konsekuensi-konsekuensi di masa depan.
Sehubungan hal diatas, menurut Dewey, penyelidikan adalah transformasi yang terawasi atau terpimpin dari suatu keadaan yang tak menentu menjadi suatu keadaan yang tertentu. Oleh karena itu, penyelidakan dengan penilannya adalah alat( instrumental) . jadi yang di maksud dengan instrumentalisme adalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan, penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yag bermacam-macam.

Menurut Dewey, kita hidup dalam dunia yang belum selesai penciptaanya. Sikap Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknya dengan meniliti tiga aspek dari yang kita namakan instrumentalisme.
• Pertama, kata temporalisme yang berarti ada gerak dan kemajuan nyata dalam waktu.
• Kedua, kata futurisme, mendorong kita untuk melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin.
• Ketiga, milionarisme, berarti bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga kita. Pandangan ini juga dianut oleh wiliam James.



a). Konsep Dewey tentang Pengalaman dan Pikiran
Pengalaman (experience) adalah salah satu kata kunci dalam filsafat instrumentalisme. Filsafat Dewey adalah “mengenai” (about) dan “untuk” (for) pengalaman sehari-hari. Pengalaman adalah keseluruhan drama manusia dan mencakup segala proses “saling mempengaruhi” ( take and give) antara organisme yang hidup dalam lingkugan social dan fisik. Dewey menolak orang yang mencoba menganggap rendah pengalaman manusia atau menolak untuk percaya bahwa seseorang telah b erbuat demikian. Dewey mengatakan bahwa pengalaman bukannya suaatu tabir yang menutupi mansia sehingga tidak melihat alam; pengalaman adalah satu-satunya jalan bagan bagi manusia untuk memasuki rahasia-rahasia alam.

Dunia yang ada sekarang ini, yakni dunia pria dan wanita dunia sawah dan pabrik, dunia tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, dunia kita yang hiruk pikuk dan bangsa-bangsa yang berjuang adalah dunia pengalaman kita. Kita harus berusaha memakinya dan kemudian berusaha membeentuk sustu masyarakat dimana setiap orang dapat hidup dalam kemerdekaan dan kecedasan.
Dalam perjalanan pengalaman seseorng, pikiran selalu muncul untuk memmberikan arti dari sejumlah situasi-situasi yang terganggu oleh pekerjaan diluar hipotesis atau membimbing kepada perbuatan yang akan dilakukan. Kegunaan kerja pikiran, kataa Dewey, tidak lain hanya merupakan cara untuk jalan untuk melayani kehidupan. Makanya, ia denggan kerasnya menuntut untuk menggunakan metode ilmu alam (scientific method) bag semua lapangan pikiran, terutama dalam menilai persolan akhlak (etika), estetika, politik dan lain-lain. Dengan demikian, cara penilaian bisa berubah bisa disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan hidup.
Menurut Dewey, yang dimaksud dengan scientific method ialah cara yang dipakai oleh seseorang sehingga bisa melampaui segi pemikiran semata-mata pada segi amalan. Dengan demikian, suatu pikiran bisa di ajukan sebagaii pemecahan suatu kesulitan (to solve problematic situation), dan kalau berhasil maka pikiran itu benar.

b). Dewey dan Pendidikan progresif
Dewey memandang bahwa tipe Pragmatismenya di asumsikan sebagai sesuatu yang mempunyai jangkauan aplikasi dalam masyarakat. Contoh hal tersebut adalah bahwa Dewey menawarkan dua metode pendekatan dalm pengajaran yaitu:
• Problem solving method
Dengan metode ini, anak di hadapkan pada berbagai situasi dan masalah-masalah yang menantang, dan anak didik di beri kebebasan sepenuhnya untuk memecahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan perkembanganya. Dengan metode semacam ini, tidak hanya mengandalkan guru sebagai pusat informasi(metode pedagogy) di ambil alihlah oleh methode andragogy(studi tentang aturan ) yang lebih menghargai perbedaan individu anak didik.
• Learning by Doing
Konsep yang sangat di perlukan bagi anak didik, supaya anak didik tetap bisa eksis dalam masyarakat bila telah menyelesaikan pendidikannya maka mereka dibekali keterampilan-keterampilanpraktis sesuai dengan kebutuhan masyarakat sosial.

E. Analisis Kritis atas Kekuatan dan Kelemahan Pragmatisme

1) kekuatan Pragmatisme
a. kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan kontemporer, khususnya di Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi.Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis, abstrak, intelektualis, dan cenderung berfikir hal-hal yang memikirkan atas kenyataan, materialis, dan atas kebutuhan-kebutuhan dunia, bukan nnati di akhirat. Dengan demikan, filsafat pragmatisme mengarahkan aktivitas manusia untuk hanya sekedar mempercayai (belief) pada hal yang sifatnya riil, indriawi, dan yang memanfaatnya bisa di nikmati secara praktis-pragmatis dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pragmatisme telah berhasil mendorong berfikir yag liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala yang ada. Barangkali dari sikap skeptis tersebut, pragmatisme telah mampu mendorong dan memberi semangat pada seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitian-penelitian, pembuktian-pembuktian dan eksperimen-eksperimen sehingga munculllah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan yang mampu mendorong secara dahsyat terhadap kemajuan di badang sosial dan ekonomi.

c. Sesuai dengan coraknya yang sekuler, pragmatisme tidak mudah percaya pada “kepercayaan yang mapan”. Suatu kepercyaan yang diterim apabila terbukti kebenarannya lewat pembuktian yang praktis sehingga pragmatisme tidak mengakui adanya sesuatu yang sakral dan mitos, Dengan coraknya yang terbuka, kebanyakan kelompo pragmatisme merupakan pendukung terciptanyademokratisasi, kebebasan manusia dan gerakan-gerakan progresif dalam masyarakat modern.

2) Kelemahan Pragmatisme
a. Karena pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran absolute(kebenaran tunggal), hanya mengakui kebenaran apabilaa terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak langsung pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang transendental(bahwa Tuhan jauh di luar alam semesta). Kemudian pada perkembangan lanjut, pragmatisme sangat mendewakan kemepuan akal dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus kepada ateisme.

b. Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis. Manusia berusaha secara keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat ruhaniah. Maka dalam otak masyarakat pragmatisme telah di hinggapi oleh penyakit matrealisme.

c. Untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari masyarakat sosialnya. Ia bekerja tanpa mengenal batas waktu sekedar memenuhi kebutuhan materinya, maka dalam struktur masyarakatnya manusipa hidup semakin egois individualis. Dari sini, masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanisme.


DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijoyo, Harun, Dr. 2002. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Jakarta: Kanisius
Maksum, Ali.2009. Pengantar Filsafat: Dari Masa Klasik Hingga Postmoderenisme. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Ridwan, M.Drs.Dkk.Kamus Ilmiah Populer
Kurniawan, Budi. Surabaya:Jawara, Citra Pelajar Group.
Tafsir Ahmad. Dr. Prof. 2001.Filsafat Umum:Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
www.library.usu.ac.id/download/s/sejarah-mohammad .pdf
http://www.radicalacademy.com/amphilosophy7.htm

Selasa, 15 Desember 2009

“SELALU MENGINGAT ALLAH DI SAAT KRITIS”

IQRA !!!
Read It!!!
BACALAH!!!
“SELALU MENGINGAT ALLAH DI SAAT KRITIS”

Saya kutip dari buku kecil KEARIFAN ISLAM karya Maulana Wahiduddin Khan
Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa isterinya, Fatimah, yang juga puteri Nabi, harus melakukan sendiri seluruh pekerjaan rumahnya. Kedua tangannya melepuh karena menggiling gandum. Bajunya menjadi kotor karena menyapa lantai, dan lehernya pun meninggalkan bekas hitam karena mondar-mandir membawa air di dalam kantong kulit yang besar dari luar ke dalam rumahnya. Pada suatu kesempatan, Fatimah agar meminta kepada ayahnya seorang budak saja untuk membantunya di rumah
Sebagaimana hari biasanya, Fatimah menemui beliau, tapi saat itu banyak tamu yang sedang menemui ayahnya. Ia pun mengurungkan niatnya untuk bertemu. Besoknya, rasullullah datang ke rumah Ali dan Fatimah dan menyakan apa yang dia ingin sampaikan kemrin. Tapi Fatimah diam saja. Kemudian Ali menceritakan semua kepada Nabi. Namun beliau tidak mengabulkan permintaan Fatimah agar di beri Pembantu.
“Bertakwalah kepada ALLAH,”ujar Nabi.”dan tunaikanlah tugasmu terhadapNYA. Lakukan Pekerjaan rumahmu seperi biasa saat kalian hendak beranjak tisur, ucapkanlah Subhanallah 34X, AlHAMDULILLAH 33x, DAN Allahu Akbar 33X, sehingga genap hitungan 100 X. ucapan ini akn lebih membantu kalian daripada seorang budak.

Allahu Akbar !!! semoga kita bisa menjalankan sunnahnya…. SEMANGAT!!!


“PENGETAHUAN ADALAH LEBIH ADARI SEKEDAR INFORMASI”
Malik bin Anas berkata.” Ilmu adalah cahaya yang hnya berasal dari hati yang bersahaja, takwa dan shleh.”
kutipan dari buku kecil KEARIFAN ISLAM karya Maulana Wahiduddin Khan








SEMOGA BERMANFAAT

Sumber info dari Radio Fazrie 91.4F M

KAJIAN IMAN

Tema “Bidadari yang tidak pernah terluka”

1. Iman kepada Allah

Didalam aktivitas apapun sepanjang di kehidupan kita, iman selalu menyertai diri kita semua.

2. Berdiam di rumah

Bahwa wanita yang selalu berada di rumah, insyaallah terjaga dan terpelihara dalam hal keburukan. Serta saat ia bersolek, semua itu hanyalah melainkan untuk suaminya. Sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 3. Yang artinya berbunyi :

“Dan bertakwalah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara (Al-Ahzab: 3).”

Karena itu, janganlah memandang wanita yang berdiam diri seperti diatas di anngap primitive, suatu sudut pandang yang ada diantara kita itu, justru seharusnya di luruskan. Karena sebaik-baik wanita adalah wanita yang bisa menjaga kehormatannya.

3. Godhul Bashar

Senantiasa Godhul bashar( menjaga pandangan), jika sudah mempunyai suami, berusahalah agar tidak berjalan yang bukan suaminya. Dan janganlah kita membandingkan suami kita dengan orang lain.

Sesuai surat Ani-Nisa ayat 34 yang artinya sebagai berikut:

“Laki-laki(suami) itu pelindung bagi perempuan(istri), karena allah telah melebihkan sebagian yang lain(perempuan), dank arena mereka(laki-laki)telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shaleh, adalah mereka yang yang taat(kepada allah) dan menjga diri ketika(suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka.)* perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan nusyuz, hendaklah kalian berkan nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur, dan kalau perlu pukulllah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka jangnalh kmau mencari-cari alas an untuk menyusahkannya. Sunggguh Allah Mahatinggi, Mahabesar.(An-Nisa: 34).”

4. Menjaga lisannya.

- Ghibah (membicarakan orang lain)

- Namimah (mengadu domba seseorang dengan orang lainnya.)

5. Menjaga pendengarannya dari hal yang kotor / tidak baik.

6. Taat pada suami

Dengan cara sebagia berikut:

- Buatlah kenyamanan, didalam tempat dimana kalian tinggal dengan suami anda.

- Tidak banyak menuntut

- Mendidik anak-anak anda dengan cara islami

- Menjaga amanat suaminya

- Melayani suami lahir maupun bathin dengan sebaik-baiknya.

7. Tidak boros, Hemat dan cermat

Sesuai Surat Al-isra ayat 27 yang artinya sebagai berikut:

“sesungguhnya orang-orang yang pemborosi tu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Naudzubillahi min dzalik, semoga kita tidak termasuk menjadi perempuan yang pemboros.

8. tidak menyerupai laki-laki

yang dimaksud di sini adalah, dalam hal penampilan.

9. Menjaga Shalat, Puasa wajib/sunah serta shadaqah….

SUDAH TERLUKAKAH KITA??

SEMBUHKAN LUKA YANG ADA, JIKA KITA PERNAH TERLUKA…….

Semoga Bermanfaat bagi yang membaca. Jazakillahi katsiran…… J

INFO

TAUKAH KALIAN?
Ternyata ada benarnya….

Di dalam pernyataan “acara televisi itu ada dampak positif dan negatifnya”.!!!
Pagi ini, saya mendengar dan melihat sendiri di TPI di acara berita pagi, bahwa salah satu siswa SMP meninggal karena sering meniru adegan “SULAP” yang selalu korban lihat di televisi. Ibu korban sering menasehati, bahwa apa yang dilakukan korban tidak baik. Tetapi korban selalu mengulangi adegan sulap yang di ikuti dengan tak wajar, contohnya, sering sekali sang korban melukai tangannya sendiri dengan benda-benda tajam, walupun itu terasa sakit bagi korban. Tetapi, korban selalu bilang ke keluarga bahwa semua itu tidak apa-apa. Narrator berita tersebut mengatakan, bahwa dugaan awal korban meninggal adalah di bunuh. Karena posisi korban tergantung dan terikat. Setelah polisi menyelidiki secara mendalam, ternyata korban di pastikan sedang meniru adegan sulap dan karena tidak menguasai akan “sulap” akhirnya nyawa korban pun melayang sia-sia.
Jelas bangat yah…. Bahwa dampak negatif televise itu ada. Save ourself…… and we are family…
Ambilah pelajaran dari hal pagi ini, buanglah yang tidak baik!
“semoga hari ini lebah baik dari hari kemarin, dan semoga esok lebih baik dari hari ini…. Amieennn….. “

Meneliti Keseharian Penderita SLB ( Sekolah Luar Biasa) Nusantara


NAMA : NUR FAJRIAH 10606107

RANTI IRAWATI P.H 10606063

YUYUN SABRINA 10606091

KELAS : 4SA01

ABSTRAK

Sekolah Luar Biasa atau disingkat dengan SLB biasanya menampung anak – anak dengan kelainan mental. Tak banyak masyarakat yang mengenal PLB ( Pendidikan Luar Biasa) atau SLB ( Sekolah Luar Biasa) sebagai wadah untuk menampung para penderita keterbelakangan mental dan lain – lain. Biasanya SLB hanya menampung penderita tuna rungu, tuna grahita dan sebagainya. Namun, penulis menemukan SLB Nusantara, yang menyatukan sekolah dan asrama dengan menampung penderita autis, epilepsy sampai cerebral palsy untuk menimba ilmu sekaligus menetap disana. Tujuan penulis meneliti ini adalah karena penulis ingin tahu bagaimana keseharian para penderita di asrama, bagaimana proses belajar mengajar dan mengetahui alas an mengapa sekolah dan asrama disatukan. Sumber informasi didapat melalui wawancara dengan pengajar, pemilik SLB dan pengasuh serta observasi di lapangan. Selain itu penulis menambahkan informasi dari internet.

PENDAHULUAN

Pendidikan Luar Biasa adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan semua potensi kemanusiaan peserta didik luar biasa baik yang menyandang ketunaan maupun yang dikaruniai keunggulan (berkebutuhan khusus) secara optimal dan terintegrasi agar bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Bertolak dari realita khidupan yang beraneka ragam, maka pendidikan luar biasa pada hakikatnya adalah pendidikan yang bertolak dari keragaman antar manusia yang tujuannya menumbuhkembangkan semua potensi kemanusiaan secara optimal dan terintegrasi yang ada dalam diri peserta didik agar semua potensi kemanusiaan tersebut dapat bermanfaat dengan sebaik-baiknya.

Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat, yang timbul dalam 3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak. Gejala-gejala bisa terlihat sejak beberapa hari/minggu setelah bayi lahir, atau beberapa bulan kemudian setelah tahap-tahap perkembangan yang seharusnya ada tetapi tidak dicapai oleh batita yang bersangkutan. Ada juga anak-anak yang mula-mula perkembangannya tampak normal, tetapi kemudian terjadi kemunduran pada umur 18 bulan, yaitu berbagai kemampuan yang tadinya sudah ada, misalnya sebelumnya anak sudah berbicara sepatah-dua-patah kata, tetapi kemudian menghilang.

Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Epilepsi sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, stigma sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya). Sebagian besar kasus epilepsi dimulai pada masa anak-anak.

Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.

Seperti yang kita ketahui, Tuna rungu yaitu seseorang yang tidak bisa mnedengar atau tuli, sedangkan Tuna daksa adalah seseorang yang mempunyai cacat fisik, baik yang tidak mempunyai tangan ataupun kaki. Selain itu Tuna grahita ialah seseorang yang cacat mental.

ISI

I. Profil Tempat

SLB Nusantara ( Sekolah pendidikan Luar Biasa “Nusantara”)

Bagian B,C,D ( Tuna rungu, Tuna Grahita, Tuna daksa) (Hiperaktif, Down Syndrome, Autis, Epilepsi, Cerabral Palsy, Yatim Piatu.

Usia dini – usia lanjut.

Jl. Sempu Raya RT 03/04 No.120 Beji Depok 1 kode pos 16421

II. Biodata Pengasuh

Nama : Fredy Wiliansyah

Umur : 16 tahun

TTL : 18 Desember 1994

Anak ke : 1 dari 4 bersaudara

Alamat : Asrama

Mengasuh selama 3 tahun

Alasan menjadi pengasuh : - mencari pengalaman dan sekolah berhenti sampai kelas 2 SMP

III. Biodata Pengajar

1. Nama : Pamila Maisari

Alamat : Depok 1

Anak ke : 4 dari 4 bersaudara

TTL : Bogor, 1 Mei 1982

Motivasi : Menambah pengalaman, ingin membangun lembaga psikologi.

Mulai mengajar : Maret 2009

2. Nama : Astri Nur Kusumastuti

Alamat : Jl. Larona no.5 Duren tiga

TTL : Jakarta, 9 Oktober 1980

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Motivasi : ingin membangun lembaga Psikologi

Mulai mengajar : sejak Oktober 2009

IV. Profil Murid / Penderita

1. Nama : Harisadin Muhammad

Umur : 10 tahun

Kelas : 3 SD

Anak ke : 2 dari 5 bersaudara

Alamat : Depok

Penderita : Epilepsi

2. Nama : Fatimah

Umur : 8 tahun

Kelas : 3 SD

Penderita : Cacat fisik

3. Nama :Ari

Umur : 22 tahun

Kelas : 2 SMA

Alamat : Sumedang

Penderita : Epilepsi

V. Kehidupan sehari – hari penderita SLB Nusantara

Setelah penulis melakukan wawancara dan observasi, data yang didapat antara lain kegiatan yang dilakukan oleh para penderita SLB Nusantara :

Senin

Belajar di Srengseng Sawah 08.00 – 12.00

Makan siang 12.00 – 12.30

Bimbel sesuai kelas

(menggambar, menulis, bermain) 13.00

Mandi 15.00

Makan sore 18.00

Makan malam 19.00

Mengerjakan PR dan mengaji 19.30

Tidur 20.00

Selasa

Olahraga

Rabu

Belajar di Srengseng sawah

Kamis

Pramuka

Jum’at

Belajar di srengseng sawah

Sabtu dan minggu

Libur / pulang ke rumah masing – masing

Keterangan :

1. Untuk kegiatan hari selasa sampai jum’at selebihnya sama dengan hari senin.
2. Murid / penderita belajar di sekolah dan menginap di asrama
3. Terkadang ada orang tua yang menunggui saat penderita belajar, Ada pula yang menjemput setelah anaknya selesai belajar di SLB Nusantara.

VI. Proses Belajar Mengajar di SLB Nusantara

Proses belajar mengajar di sebuah SLB beda halnya dengan Sekolah pada umumnya. Karena Diperlukan perhatian serta perlakuan khusus untuk menangani murid – murid SLB selama proses belajar mengajar berlangsung. Menurut salah satu pengajar SLB Nusantara, Ibu Mila mengatakan “ Biasanya anak – anak ada yang berontak kalau kita mengajar, kita harus memberinya perhatian yang khusus supaya bias belajar dengan baik”. Beliau juga berpendapat bahwa di dalam satu ruang kelas harus terdapat minimal dua guru.

Dengan demikian, pengajar – pengajar tersebut mensiasati situasi ini dengan membuat proses mengajar lebih ceria dan gembira. Seringkali mereka belajar dengan menggunakan gambar – gambar berwarna warni, bola – bola besar dan sebagainya. Sehingga suasana kelas lebih teratur dan kondusif.

Berikut terdapat dua aspek yang dinilai oleh pengajar, antara lain :

Aspek sikap

(sikap penyesuaian diri)

1. kerjasama
2. aktifitas
3. tangung jawab
4. daya tangkap
5. setia kawan
6. sopan santun
7. ketelitian / kerapihan
8. ramah tamah
9. inisiatif
10. periang
11. pemberani
12. pembersih
13. penangis
14. penentang
15. pengganggu
16. pemarah
17. agresif
18. masa bodoh

Aspek Psikomotor

( Perkembangan kemampuan anak)

1. Perkembangan bahasa
2. Penguasaan bahasa
3. daya tangkap
4. bercakap – cakap
5. mengucap syair
6. dramatisasi
7. perkembangan motorik
8. keseimbangan badan
9. koordinsai otot.
10. kesehatan
11. pendengaran
12. perabaan
13. ungkapan kreatif
14. membentuk tanah liat
15. menyanyi
16. menyusun
17. ritme
18. olahraga
19. bermain
20. senam
21. orientasi
22. mobilitas
23. perkembangan skolastik
24. persiapan membaca

VII. Alasan sekolah dan asrama disatukan

Alasan utama mengapa Sekolah Luar Biasa ( SLB) Nusantara disatukan dengan asramanya yaitu supaya para penderita dapat dengan mudahnya bersosialisasi dengan teman – teman senasib dan sepenanggungan. Seperti yang telah dituturkan oleh Bu Lin, Wakil Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Nusantara “ Tujuan sekolah dan asrama digabungkan adalah supaya mempermudah para penderita untuk menetap di asrama sekaligus mempermudah mereka untuk langsung sekolah tanpa harus pergi jauh”. Hal ini juga meringankan beban orang tua sang penderita untuk menyekolahkan mereka. Dengan demikian para penderita dapat menyesuaikan diri untuk bersosialisasi ke dunia luar nantinya.

KESIMPULAN

Dengan meneliti kehidupan penderita Sekolah Luar Biasa ( SLB) Nusantara ini, penulis dapat mengambil hikmah. Penulis mengajak para pembaca untuk lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan ini. Lebih mensyukuri apa yang telah kita punya, karena di luar sana masih ada sahabat – sahabat kita yang serba kekurangan daripada kita.

Tiga hal yang dapat disimpulkan bahwa kehidupan sehari – hari seorang penderita SLB memang hampir sama dengan kita, namun yang menjadikannya berbeda adalah tingkah laku mereka. Metode belajar mengajar di sekolah pun berbeda karena sifat dan tingkah laku yang berbeda – beda. Dan yang terakhir adalah digabungnya sekolah dan asrama karena mempermudah para penderita bersosialisasi dengan sesame penderita.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slb-pangkalpinang.net/

http://www.infoautis.com/index.php

www.kalbe.co.id

Rabu, 18 November 2009

"Kata mutiara"

Kehidupan adalah waktu

Gunakanlah waktu dengan sebaiknya

Barang siapa yang tidak menghargai waktu

Maka matilah kehidupan itu

 
Blog Design by Template-Mama.